Featured Video

kapanpun dimanapun tetap rukun

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 04 April 2011

SANDI ASMA

Setyane Kanca

Nalika aku ndeleng sliramu
Isin nanging kudu ngguyu
Susah atiku tanpa sliramu
Seneng atiku yen bareng
Wiwit esuk nganti esuk
Amarga mung sliramu
Tansah ana ing atiku
Ugo aja tinggalno aku
Nanging tersu bareng aku
Jero anggiting rasa
Ana ing jero dada
Mulo kanca orang mung sawetara
Inggal dipun percaya
Lali aku aja ngasi
Allah maringi kuasa
Hananging setya lan bisa
Dipercaya

Karya :
Niswatun Jamilah

Kelingan Sliramu

Naliko mendung saya peteng
Ing wengi iki
Ati iki sangsaya nreyuh
Titip tesno mring sliramu
Ing saben dina
Aku ra bisa turu
Rasa iki samsaya deres
Aku rabisa nandang kabeh iki
Dewekke wes ngrasakke sepi
Eling mring sliramu
Fajar kang miwiti dina iki
Ing ati iki tansah ana sliramu

DADI SISWA KANG BECIK

Manut marang perintahe wong tuwo
Andhuweni tata krama
Seneng marang agama
Ngerti barang kang becik lan ala
Ora seneng gawe gelo marang liya
Mituhu kalian Bapak Ibu Guru
Ora lali karo sinau
Ngelakoni sholat limang wektu
Seneng maca buku
Lan andhuweni tingkah laku kang kena ditiru

Sabtu, 11 Desember 2010

TEMBANG MACOPAT

Ada beberapa jenis tembang macapat. masing-masing jenis tembang tersebut memiliki aturan berupa guru lagu dan guru wilangan masing-masing yang berbeda-beda. Yang paling dikenal umum ada 11 jenis tembang macapat. Yaitu, Pucung, Megatruh, Pangkur, Dangdanggula, dll. Lebih lengkap nya sebagai berikut,..
1). Pangkur berasal dari nama punggawa dalam kalangan kependetaan seperti tercantum dalam piagam-piagam berbahasa jawa kuno. Dalam Serat Purwaukara, Pangkur diberiarti buntut atau ekor. Oleh karena itu Pangkur kadang-kadang diberi sasmita atau isyarat tut pungkur berarti mengekor dan tut wuntat berarti mengikuti.
2). Maskumambang berasal dari kata mas dan kumambang. Mas dari kata Premas yaitu punggawa dalam upacara Shaministis. Kumambang dari kata Kambang dengan sisipan – um. Kambang dari kata Ka- dan Ambang. Kambangselain berarti terapung, juga berarti Kamwang atau kembang. Ambang ada kaitannya dengan Ambangse yang berarti menembang atau mengidung. Dengan demikian, Maskumambang dapat diberi arti punggawa yang melaksanakan upacara Shamanistis, mengucap mantra atau lafal dengan menembang disertai sajian bunga. Dalam Serat Purwaukara, Maskumambang diberi arti Ulam Toya yang berari ikan air tawar, sehingga kadang-kadang di isyaratkan dengan lukisan atau ikan berenang.
3). Sinom ada hubungannya dengan kata Sinoman, yaitu perkumpulan para pemuda untuk membantu orang punya hajat. Pendapat lain menyatakan bahwa Sinom ada kaitannya dengan upacara-upacara bagi anak-anak muada zaman dahulu. Dalam Serat Purwaukara, Sinom diberi arti seskaring rambut yang berarti anak rambut. Selain itu, Sinom juga diartikan daun muda sehingga kadang-kadang diberi isyarat dengan lukisan daun muda.
4). Asmaradana berasal dari kata Asmara dan Dhana. Asmara adalah nama dewa percintaan. Dhana berasal dari kata Dahana yang berarti api. Nama Asmaradana berkaitan denga peristiwa hangusnya dewa Asmara oleh sorot mata ketiga dewa Siwa seperti disebutkan dalam kakawin Smaradhana karya Mpu Darmaja. Dalam Serat Purwaukara, Smarandana diberi arti remen ing paweweh, berarti suka memberi.
5). Dhangdhanggula diambil dari nama kata raja Kediri, Prabu Dhandhanggendis yang terkenal sesudah prabu Jayabaya. Dalam Serat Purwaukara, Dhandhanggula diberi arti ngajeng-ajeng kasaean, bermakna menanti-nanti kebaikan.
6). Durma dari kata jawa klasik yang berarti harimau. Sesuai dengan arti itu, tembangDurma berwatak atau biasa diguanakan dalam suasana seram.
7). Mijil berarti keluar. Selain itu , Mijil ada hubungannya dengan Wijil yang bersinonim dengan lawang atau pintu. Kata Lawang juga berarti nama sejenis tumbuh-tumbuhan yang bunganya berbau wangi. Bunga tumbuh-tumbuhan itu dalam bahasa latin disebut heritiera littoralis.
8). Kinanthi berarti bergandengan, teman, nama zat atau benda , nam bunga. Sesuai arti itu, tembang Kinanthi berwatak atau biasa digunakan dalam suasana mesra dan senang.
9). Gambuh berarti ronggeng, tahu, terbiasa, nama tetumbuhan. Berkenaan dengan hal itu, tembang Gambuh berwatak atau biasa diguanakan dalam suasana tidak ragu-ragu.
10). Pucung adalah nama biji kepayang, yang dalam bahasa latin disebut Pengium edule. Dalam Serat Purwaukara, Pucung berarti kudhuping gegodhongan ( kuncup dedaunan ) yang biasanya tampak segar. Ucapan cung dalam Pucung cenderung mengacu pada hal-hal yang bersifat lucu, yang menimbulkan kesegaran, misalnya kucung dan kacung. Sehingga tembang Pucung berwatak atau biasa digunakan dalam suasana santai.
11). Megatruh berasal dari awalan am, pega dan ruh. Pegat berarti putus, tamat, pisah, cerai. Dan ruh berarti roh. Dalam Serat Purwaukara, Megatruh diberi arti mbucal kan sarwa ala ( membuang yang serba jelek ). Pegat ada hubungannya dengan peget yang berarti istana, tempat tinggal. Pameget atau pamegat yang berarti jabatan. Samgat atau samget berarti jabatan ahli, guru agama. Dengan demikian, Megatruh berarti petugs yang ahli dalam kerohanian yang selalu menghindari perbuatan jahat.
Ada pula yang memasukkan tembang gede dan tembang tengahan ke dalam macapat. Tembang-tembang tersebut antara lain
1) Wirangrong berarti trenyuh ( sedih ), nelangsa ( penuh derita ), kapirangu ( ragu-ragu ),. Namun dalam teks sastra, Wirangrong digunakan dalam suasana berwibawa.
2). Jurudemung berasal dari kata juru yang berarti tukang, penabuh, dan demung yang berarti nama sebuah perlengkapan gamelan. Dengan demikian, Jurudemung dapat berarti penabuh gamelan. Dalam Serat Purwaukara, Jurudemung diberi arti lelinggir kang landep atau sanding (pisau) yang tajam.
3). Girisa berarti arik (tenang), wedi (takut), giris (ngeri). Girisa yang berasal dari bahasa Sansekerta, Girica adalah nama dewa Siwa yang bertahta di gunung atau dewa gunung, sehingga disebut Hyang Girinata. Dalam Serat Purwaukara, Girisa diberi arti boten sarwa wegah, bermakna tidak serba enggan, sehingga mempunyai watak selalu ingat.
4). Balabak, dalam Serat Purwaukara diberi arti kasilap atau terbenam. Apabila dihubungkan dengan kata bala dan baka, Balabak dapat berarti pasukan atau kelompok burung Bangau. Apabila terbang, pasukan burung Bangau tampak santai. Oleh karena itu tembang Balabak berwatak atau biasa digunakan dalam suasana santa
Macapat
Kata tembang ‘nyanyian’ bersinonim dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal dari kawi ( bahasa sansekerta ) yang berarti penyair. Kakawin berarti syair, gubahan, kidung, nyanyian ( Mardiwarsito, 1981 :274 ).Kata kidung berarti nyanyian sudah dikenal sejak terciptanya karya sastra jawa kuno. Sedangkan kata tembang baru di jumpai dalam karya sastra jawa baru. Kemudian kata kakawin, kidung dan tembang digunakan sebagai sebutan bentuk puisi jawa secara kronologis. Kakawin merupakan sebutan puisi jawa kuno berdasarkan metrum India, Kidung sebagi sebutan puisi jawa pertengahan berdasarkan metrum Jawa dan tembang adalah sebutan puisi jawa baru berdasarkan metrum Jawa.
Berkaitan dengan kata tembang muncul kata macapat yang kemudian digabung menjadi tembang macapat. Kata macapat diperkirakan bukan berasal dari bahasa jawa kuno atau kawi dan bukan berasal dari bahasa jawa pertengahan atau jawa madya, melainkan berasal dari bahasa jawa baru ( Danusuprapta, 1981 : 151 ). Bahasa jawa baru adalah bahasa yang digunakan dalam karya sastra jawa pada akhir abad XVI masehi.
Arti macapat menurut Poerwardarminta, adalah berarti tembang yang biasa digunakan atau terdapat dalam kitab-kitab jawa baru.
Karseno Saputra mendefinisikan :
” Macapat adalah karya sastra berbahasa jawa baru berbentuk puisi yang disusun menurut kaidah-kaidah tertentu meliputi guru gatra, guru lagu dan guru wilangan. ( Saputra, 1992 :
Menurut Budya Pradita :
” macapat adalah puisi tradisi jawa yang ditembangkan secara vokal. Tanpa iringan instrumen apapun dengan patokan-patokan tertentu, meliputi patokan tembang dan patokan sastra.” ( Purna, 1996 :3 )
Jadi dapat diambil kesimpulan berdasarkan definisi diatas, yang disebut tembang macapat adalah bentuk tembang yang merupakan bentuk puisijawa tradisional yang menggunakan bahasa jawa baru dengan memiliki aturan-aturan atau patokan-patokan sastra jawa

1. Mijil :

Ponang jabang nembe mijil puniki
Gawe kesengsem ingkang nyawang
Gemlethak penak sarene
Najan dalu wus larut
Katon ayem ngrerujit ati
Sarta gegurit manah
Kang pirsa rasane wuyung
Ketaman si tetuka
Dhuh kusuma pujaning wak mami
Mugi gusti paring nugraha

2. Maskumamban

Datan pupus rawat sang ponang aji
Trenyuh pinda maskumambang
Rinengkuh jiwa ragane
Guyune gawe kepincut
Gawe bingung yen lagi nangis
Rebut ducung prasamnya
ywa glis tetulung
Kusuma papujaning rasa
Aja pijer gawe ribeting ati
Enggal sira menenga

3. Kinanti

Lakunira dalu dumugeng ratri
Binareng gumelaring tawang
Si ponang pinter lampahe
uga bisa celadu
Pinda guru kang pinter ngaji
Tansah dadi pepujan
Gawe seneng bapa biyung
Ing swasana adat punika
Aywa kongsi tresna ngoncati
Ngati-ati nganthi karsa

4. Sinom

Putra ingsun pepujaning ati
Sing prasaja aja cidra
Ywa jujur ing margane
Donya kebak reridu
Kudu tabah waspada katah ngelmi
Urip ing marcapada
Sampun katah kang di ugung
Tan kendat nggennya dedonga
Cobaning urip ana ing lakunireki
Doh rubeda lan bebaya

5. Dandanggula :

Pancen ribet yen nandang penggalih
Runtut tansah ndandanggula
Saben rina lan wengine
Mlampah tebih datan lesu
Andika mung anuruti ati
Luwih gampang laku sembrana
Najan margi lunyu
Tundone agawe tuna
Enggala den waspada ngati-ati
Amrih gesang mulya

6. Asmaradana

Gegulangen kalbunira kaki
Lamun sira nandang asmara
Yen lara suwe marine
Wus kadung tambah bingung
Tresna luntur gegurit ati
Gawe rusak jiwa raga
Lumuntur rusaking kalbu
Gesang ginawe rekasa
Enggal-enggal pepuji mring Hyang Widi
Angruwat rasane driya

7. Gambuh dalam pupuh dandanggula :

Gambuh iku pepalanging ati
Gawe lali margane utama
Yen lara angel tambane
Duh dewa jawata gung
Welasana mring muda iki
Aywa nganti katekan
Praptane kala bendu
Awit urip nora gampang
Mula kudu nastiti ngati-ati
Mapanaken jiwa raga

8. Durma

Ing lelakon gesanging pra jalmi
Mulat sarira wani angrasa
Amrih padang ing uripe
Urip ing samodra gung
Gampang angel yen di lampahi
Aja pijer nggege mangsa
Gawe sakiting kalbu
Pinda prau ing samodra
Prasasat datan ana kang ngimbangi
Urip dadi tanpa guna

9. Pangkur

Pangkur iku wujud ngepanging pikir
Wayah mungkur nyawang sarira
Arsa tinimbalan gustine
Pan ancat datan mampu
Lamun iku pepestene gusti
Yen wus titi wancine samya
Pangarepe dadiya pupus
Sera datan suwala
Angoncati kersane Hyang Widi
Sigra ngadeping ngarsa

10. Megatruh

Sigra kondeg kabehing laku nireki
Darbe drajat lan banda sirna
Awit wus ganti alame
Karsane gusti kang agung
Tangeh lamun yen di oncati
Yen titi wanci gumlewang
Sira mung bisa satuhu
Gya eling waspada
Mumpung mangsih yuswa kang aji
Rina wengi ing dedonga

11. Pucung

Mori petak kang ginawa mati
Kidung tahlil ngumandang angkasa
Kekes tintrim swasanane
Gumletak layon tan bangun
Ana raga tan bisa tangi
Sarene dadi tontonan
Kang pirsa amari kelu
Sinawang kang wus layon
Datan saget dedongengan malih
Tembang pucung sampun prapta

12. Wirangrong

Lelimengan rembulan surya wus lari
Ganti crita ngumandang ing rasa
Angrasani dak gesange
Raga sukma pisah sampun
Kanti ninggal crita nyawiji
Dados dedongengan
Rina kalawan ndalu
Pinda pengilone ngagesang
Urip iku tansah titi ngati-ati
Sangu sawon ing ayunan

Jumat, 10 Desember 2010

CARA KERJA MESIN 4 TAK


LANGKAH HISAP
Langkah Hisap
Four stroke engine adalah sebuah mesin dimana untuk menghasilkan sebuah tenaga memerlukan empat proses langkah naik-turun piston, dua kali rotasi kruk as, dan satu putaran noken as (camshaft).
Empat proses tersebut terbagi dalam siklus :
Langkah hisap : Bertujuan untuk memasukkan kabut udara – bahan bakar ke dalam silinder.  Sebagaimana tenaga mesin diproduksi tergantung dari jumlah bahan-bakar yang terbakar selama proses pembakaran.
Prosesnya adalah 
1. Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati    Bawah (TMB).
2. Klep inlet terbuka, bahan bakar masuk ke silinder
3. Kruk As berputar 180 derajat
4. Noken As berputar 90 derajat
5. Tekanan negatif piston menghisap kabut udara-bahan bakar masuk   ke silinder.

LANGKAH KOMPRESI

 
Langkah Kompresi
Dimulai saat klep inlet menutup dan piston terdorong ke arah ruang bakar akibat momentum dari kruk as dan flywheel.
Tujuan dari langkah kompresi adalah untuk meningkatkan temperatur sehingga campuran udara-bahan bakar dapat bersenyawa. Rasio kompresi ini juga nantinya berhubungan erat dengan produksi tenaga.
Prosesnya sebagai berikut :
1. Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA
2. Klep In menutup, Klep Ex tetap tertutup
3. Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran (combustion chamber)
4. Sekitar 15 derajat sebelum TMA , busi mulai menyalakan bunga api dan memulai proses pembakaran
5. Kruk as mencapai satu rotasi penuh (360 derajat)
6. Noken as mencapai 180 derajat
LANGKAH TENAGA

Langkah Tenaga
Dimulai ketika campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh busi. Dengan cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang mendorong piston turun ke silinder bore. Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh kruk as. Enersi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel yang bukan hanya menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk as membantu piston melakukan siklus berikutnya.
Prosesnya sebagai berikut :
1. Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar
2. Piston terlempar dari TMA menuju TMB
3. Klep inlet menutup penuh, sedangkan menjelang akhir langkah usaha klep buang mulai sedikit terbuka
4. Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi kruk as
5. Putaran Kruk As mencapai 540 derajat
6. Putaran Noken As 270 derajat



LANGKAH BUANG

 
Exhaust stroke
Langkah buang menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja mesin yang lembut dan efisien. Piston bergerak mendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder menuju pipa knalpot. Proses ini harus dilakukan dengan total, dikarenakan sedikit saja terdapat gas sisa pembakaran yang tercampur bersama pemasukkan gas baru akan mereduksi potensial tenaga yang dihasilkan.
Prosesnya adalah :
1. Counter balance weight pada kruk as memberikan gaya normal untuk menggerakkan piston dari TMB ke TMA
2. Klep Ex terbuka Sempurna, Klep Inlet menutup penuh
3. Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port exhaust menuju knalpot
3.Kruk as melakukan 2 rotasi penuh (720 derajat)
4.Noken as menyelesaikan 1 rotasi penuh (360 derajat)



FINISHING PENTING — OVERLAPING
Overlap adalah sebuah kondisi dimana kedua klep intake dan out berada dalam possisi sedikit terbuka pada akhir langkah buang hingga awal langkah hisap.
Berfungsi untuk efisiensi kinerja dalam mesin pembakaran dalam. Adanya hambatan dari kinerja mekanis klep dan inersia udara di dalam manifold, maka sangat diperlukan untuk mulai membuka klep masuk sebelum piston mencapai TMA di akhir langkah buang untuk mempersiapkan langkah hisap. Dengan tujuan untuk menyisihkan semua gas sisa pembakaran, klep buang tetap terbuka hingga setelah TMA. Derajat overlaping sangat tergantung dari desain mesin dan seberapa cepat mesin ini ingin bekerja.
Manfaat dari proses overlaping :
  1. Sebagai pembilasan ruang bakar, piston, silinder dari sisa-sisa pembakaran
  2. Pendinginan suhu di ruang bakar
  3. Membantu exhasut scavanging (pelepasan gas buang)
  4. memaksimalkan proses pemasukkan bahan-bakar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More